Adalahsebuah alat yang membantu proses penetasan telur, menggunakan sebuah lampu pijar berdaya 5 watt mesin ini. Penetas telur jarak jauh berbasis android serta menguji unjuk kerja dan tanggapan pengguna mengenai. Pada mesin penetas ini terdapat rak telur dengan. Pada mesin penetas ini terdapat rak telur dengan. Adalah bola lampu 2,5 wati Hemat energy Penempatan lampu dengan jarak yang selalu konstan dengan posisi telur membuat pemanasannya lebih optimal sehingga suhu thermostat stabil dan juga membuat energy listriknya lebih hemat. PROSES PENETASAN DENGAN MENGGUNAKAN MESIN TETAS TELUR OTOMATIS Perludiketahui bahwa ini adalah cara menetaskan telur dengan lampu 5 watt. jarak yang tepat antara lampu dengan telur di mesin penetas Untuk mesin tetas dengan kapasitas 50 butir Sebenarnya mesin Dilakukan18 hari pertama sesudah telur dimasukan ke dalam alat penetas dan berhenti 3 hari sebelum telur menetas. Pada 3 hari sebelum waktu menetas, telur-telur harus dipindahkan ke hatcher. Pemutaran dilakukan dengan menggerakan nampan setter membentuk sudut sebesar 40°- 45° selama 3 jam sekali. Hubungi: 0838.5633.8213 (Axis) Penetas Telur Dengan Lampu prosentase keberhasilan insya Alloh di atas 80% bila mengikuti buku panduan Thursday, 2 September 2021 - Open 24 Hours NON STOP ! Mesin Penetas - Mesin Penetas Telur - Penetas Telur - Alat Penetas Telur CARAMENETASKAN TELUR AYAM PETELUR DENGAN LAMPU,CARA MENETASKAN TELUR AYAM DENGAN BERAS,CARA MENETASKAN TELUR AYAM DENGAN KARDUS,CARA MENETASKAN TELUR BURUNG DENGAN LAMPU,CARA MENETASKAN TELUR SUPAYA HASILNYA BAGUS,JARAK LAMPU DENGAN TELUR PADA MESIN PENETAS,CARA MENETASKAN TELUR ENTOK DENGAN LAMPU,CARA MEMBUAT PENETAS TELUR DARI KARDUS BEKAS HUBUNGI KAMI SEGERA: Bpk. Sultoni No.HP/WA: 0822 vrReK. Pengontrolan suhu menjadi hal yang sangat penting untuk penetas telur ayam dan menjadi permasalahan yang mendapatkan perhatian oleh para peternak ayam. Suhu yang tidak terkontrol mempengaruhi quantity pada penetasan telur serta lamanya waktu panen. Tujuan penelitian penelitian ini yaitu meningkatkan quantity pada penetasan telur ayam serta mempercepat waktu panen telur ayam dengan penerapan teknologi IoT Internet of Thing sebagai alternatif untuk mengatasi permasalah tersebut. Dengan menggunakan konsep IoT, sistem monitoring suhu dan pencahayaan akan lebih mudah dan tidak perlu monitoring langsung ke kandang, hanya dengan menghubungkan alat tersebut dan monitor langsung melalui aplikasi berbasis mobile. Kata Kunci IoT, Internet of Thing, Suhu, Otomatis, Telur Ayam Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free EXPERT p-ISSN 2088-5555 e-ISSN 2745-7265 Desember 2020 – Hal. 36 Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Sistem Monitoring Suhu dan Pencahayaan Berbasis Internet of Thing IoTuntuk Penetasan Telur Ayam Fenty Ariani1, Robby Yuli Endra2, Erlangga Erlangga3, Yuthsi Aprlinda4, Ananta Reza Bahar5 1, 3, 5 Program Studi Sistem Informasi, 2, 4 Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bandar Lampung Bandar Lampung, Indonesia erlangga ABSTRAK – Pengontrolan suhu menjadi hal yang sangat penting untuk penetas telur ayam dan menjadi permasalahan yang mendapatkan perhatian oleh para peternak ayam. Suhu yang tidak terkontrol mempengaruhi quantity pada penetasan telur serta lamanya waktu panen. Tujuan penelitian penelitian ini yaitu meningkatkan quantity pada penetasan telur ayam serta mempercepat waktu panen telur ayam dengan penerapan teknologi IoT Internet of Thing sebagai alternatif untuk mengatasi permasalah tersebut. Dengan menggunakan konsep IoT, sistem monitoring suhu dan pencahayaan akan lebih mudah dan tidak perlu monitoring langsung ke kandang, hanya dengan menghubungkan alat tersebut dan monitor langsung melalui aplikasi berbasis mobile. Kata Kunci IoT, Internet of Thing, Suhu, Otomatis, Telur Ayam 1. PENDAHULUAN Saat ini telur sudah menjadi sebuah kebutuhan di masyarakat umum, karena telur ayam mudah didapatkan dimana saja dengan harga yang cukup murah, telur ayam juga bisa di jadikan sebagai pengganti makanan pokok. Pada perkembangan jaman saat ini perternakan ayam juga butuh sebuah teknologi untuk menekan tingkat masa panen induk ayam, utuk menghasilkan sebuah bibit unggul dari telur ayam yang dipanen. Sebelum adanya sebuah teknologi peternakan ayam, pemilik peternak masih melukan secara manual atau konvensional dengan jarak panen sekitar 21 sampai 30 hari masa panen untuk satu induk ayam. Hal ini menjadi masalah tersendiri bagi perternak ayam yang hanya memiliki induk siap panen yang masih sedikit. Teknologi yang dibangun untuk menekan masa panen induk ayam beragam adanya, mulai dari sebuah mesin yang canggih hingga alat yang sederhana dan tingkat keberhasilannya pun beragam berdasarkan model yang dibangun. Berbagai cara dilakukan untuk dapat membuat mesin tetas yang mampu menghasilkan daya tetas yang maksimal serta aplikasi yang dapat mempermudah untuk memantau kondisi inkubator melalui perangkat komputer. Salah satu teknologi yang banyak digunakan adalah inkubator untuk penetasan telur demi meningkatkan masa panen. Pada inkubator ini ada beberapa faktor yang menjadi parameter keberhasilan, yaitu dengan menggunakan lampu pijar 25 w watt untuk mengatur suhu dan pencahayaan, dengan suhu yang harus sesuai standar 36 - 40 derajat celcius [1]. selain suhu ada juga faktor lain yang sudah disebutkan sebelumnya yaitu pencahayaan dimana pencahayaan ini juga menjadi hal penting untuk menstabilkan suhu dari inkubator tersebut. Kedua faktor tersebut di kontrol dan di transfer melalui IoT Internet of Thing. [2] Internet of Thing IoT adalah sistem komputerisasi yang dapat terhubung atau berkomunikasi dengan mesin-mesin elektronik serta dapat melakukan pertukaran data melalui jaringan internet sehingga dapat mempermudah pekerjaan manusia. IoT Internet of Thing sendiri sangat mudah dipahami oleh setiap orang [3]. Dengan menggunakan konsep IOT sistem monitoring suhu dan pencahayaan akan lebih mudah dan tidak perlu memonitor langsung ke kandang ,tinggal kita koneksikan alat dan memonitor nya langsung melalui aplikasi berbasis mobile, memonitoring lebih efektif dan membantu peningkatan masa panen dan menekan tingkat quantity dari telur hasil bibit unggul induk ayam yang menetas. Dalam penulisan ini penulis tertarik membuat sistem monitoring suhu dan pencahayaan pada inkubator melalui aplikasi, sehingga membantu peternak dalam memonitoring ruang inkubator memalui gadget tanpa harus memonitor langsung ke kandang dan meningkatkan masa panen. Tujuan Penelitian penelitiannya ini yaitu meningkatkan quantity pada penetasan telur ayam serta mempercepat waktu panen telur ayam. Pada penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini adalah pembuatan mesin penetas telur otomati dengan menggunakan Mikrokontroler EXPERT p-ISSN 2088-5555 e-ISSN 2745-7265 Desember 2020 – Hal. 37 Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Arduino Uno dimana menggunakan alat pelembab udara untuk mengkontrol kelembahan suhu. Mesin yang dibuat dapat menetaskan dua jenis telur yaitu teluk ayam dan telur itik [5]. Pada Penelitian ke dua yaitu penerapan teknologi hybrid panas matahari dan lampu dapat dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan fungsi mikrokontroler AVR ATMega8535. Dengan menggunakan mikrokontroler AVR ATMega8535 pengontrolan suhu, kelembaban, kesegaran udara serta pemutaran telur dalam ruang inkubator dapat dilakukan secara otomatis. Untuk memastikan efisiensi mesin penetas ini dapat dilanjutkan dengan melakukan pengujian penetasan [4]. Hasil Penelitian ke tiga yaitu proses pengiriman data yang cukup sedikit membutuhkan waktu dengan penerapan IoT dikarenakan lokasi tempat kandang ayam yang terletak jauh dari pemukiman mengakibatkan lemahnya jaringan internet dimana tidak dapat menggunakan jariangan 4G. 2. METODOLOGI Metode penelitian digunakan untuk mendapatkan data-data serta informasi yang digunakan dalam penelitian, sehingga dapat menggambarkan tentang objek yang akan di teliti. Pada penelitian ini menggunakam metode deskriptif kualitatif. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi serta studi literatur sebagai berikut A. Teknik Pengumpulan Data Pada teknik ini merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam mengumpulakan data-data penelitian terkait dengan topik yang diteliti [7]. Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, pengamatan langsung atau observasi serta studi literatur sehingga dapat mempermudah dalam menganalisa serta mengetahui permasalah yang terjadi. Berikut teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu 1 Teknik Wawancara Teknik wawancara digunakan untuk pencairan informasi, yang dapat dilakukan secara wawancara terarah dan tidak terarah. Pada penelitian ini menggunakan keduanya. Dalam penelitian ini mewawancarai peternak ayam yang bernama Bapak Karsum selaku pemilik dari peternakan yang berlokasi di Karanganyar blok 3C Jetis, Gg. damai Jati Agung, Lampung Selatan, dengan mewawancarai tentang cara inkubasi penetasan telur ayam. 2 Observasi Teknik pengamatan atau observasi yaitu merupakan suatu proses yang lebih lengkap sehingga dapat mengamati dan melihat secara langsung pada objek yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan observasi dengan cara mengamati dan menganalisa suhu pada kandang ayam yang dibutuhkan oleh ayam. Karena pada penelitian ini akan merancang sistem monitoring suhu pada ruang inkubator secara otomatis melalui aplikasi berbasis mobile serta melakukan analisa komponen-komponen yang akan dibuat dalam rancang bangun alat penetasan telur secara otomatis yang di monitoring melalui aplikasi berbasis mobile. 3 Studi Literatur Dalam penulisan, penulis melakukan studi literatur untuk menyelesaikan permasalahan dengan data yang jelas sesuai dengan penelitian ini, seperti membaca artikel jurnal serta literatur-literatur dan sumber-sumber yang terkait dalam permasalahan. [8] B. Alur Kerja Alur kerja adalah suatu proses yang menggambarkan cara dari suatu alat dapat bekerja dengan sebagaimana 1. Diagram Blok EXPERT p-ISSN 2088-5555 e-ISSN 2745-7265 Desember 2020 – Hal. 38 Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Diagram blok diatas dapat diuraikan sebagai berikut 1 Incubator telur di deteksi suhu oleh sensor dht 11 2 Sensor DHT11 mengirim data suhu kepada NodeMcu 3 NodeMcu mengirim data Aplikasi 4 NodeMcu mengirim data ke relay untuk menyalakan lampu dan kipas jika memenuhi ketentuan suhu yang sudah di tentukan. Berikut flowchart rancangan penelitian 1 Start NodeMcu menghubungkan ke Wifi jika terhubung maka sensor DHT11 standby, lampu akan hidup dan kipas pendingin / Fan DC akan mati suhu 38 derajat celcius maka lampu akan mati dan kipas pendingin/fan DC akan hidup. 3 Setelah itu data suhu akan di tampilkan pada web. Gambar 2. Arstektur Perancangan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Arsitektur Perancangan Mesin Penetas Telur Otomatis Komponen-komponen yang menunjang untuk mesin penetas telur otomatis sebelum dibangun dan dirakit agar saling terhubung satu sama lain dibuat dalam bentuk simulasi. Untuk menemukan komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik. Simulasi tersebut dibuat dalam bentuk arsitektur perancangan. B. Pemasangan Rangkaian Perangkat Keras Pemasangan rangkaian perangkat keras merupakan proses instalasi baik dari perangkat keras maupun perangkat lunak yang akan digunakan pada sistem penetasan telur ayam. Module sensor serta controller yang digunakan akan dirangkai menjadi satu kesatuan sistem EXPERT p-ISSN 2088-5555 e-ISSN 2745-7265 Desember 2020 – Hal. 39 Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi yang saling terhubung sehingga module dan controller tersebut dapat bekerja. Module sensor dan controller akan dipasang dan disusun sesuai dengan soket dari perangkat keras yang digunakan agar mampu bekerja untuk melakukan monitoring dan controlling kondisi yang ada di dalam kandang Rangkaian Skematik Perangkat Gambar 3. Rangkaian Skematik Perangkat Dengan keterangan perangkat sebagai berikut 1 Mesin penetasan telur atau ruang inkubator berguna untuk menempatkan telur yang akan ditetaskan. 2 Sensor DHT11 sebagai pendeteksian suhu ruangan untuk mengetahui suhu di dalam ruangan tersebut. 3 Mikrokontroler NodeMcu adalah sebuah mikrokontroller yang berfungsi sebagai otak atau sistem yang memproses kerja relay, dan pengirim data ke Aplikasi. 4 Relay berfungsi sebagai pemutus menghidupkan kipas dan lampu. 5 Lampu pijar berfungsi untuk menaikan suhu di dalam ruang inkubator. 6 Kipas/fan DC berfungsi untuk menurunkan suhu dalam ruang inkubator. 7 IoT berfungsi untuk menghubungkan jaringan yang diolah oleh NodeMCU dan dihubungkan ke aplikasi yang berbasis mobile. 8 Aplikasi yang berbasis mobile ini berfungsi untuk memonitoring suhu dalam ruangan ikubator selama masa pengeraman telur ayam tersebut. Alur kerja dari gambar diatas adalah sensor DHT11 mengambil nilai berupa angka yang didapat dari hasil suhu yang di deteksi, kemudian akan dikirim ke database yang nantinya akan diambil oleh aplikasi sebagai notifikasi bagi pengguna. Apabila mikrokontroler nodemcu mengambil value data pada database yang berupa hidup , kemudian jika sudah didapat suhu yang ditentukan maka relay akan otomatis hidup yang secara bersamaan lampu dan kipas akan menyala pada suhu yang sudah di tentukan yaitu ketika suhu di bawah 36 derajat celcius kipas akan mati dan lampu menyala, sedangkan ketika suhu melebihi 38 derajat celcius lampu akan mati dan kipas pendingin akan menyala. EXPERT p-ISSN 2088-5555 e-ISSN 2745-7265 Desember 2020 – Hal. 40 Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi D. Hasil Rangkain Alat Pembaca Suhu pada Ruang Inkubator Telur Ayam Gambar 4. Rangkaian Alat Gambar 4 merupakan hasil dari rangkaian alat-alat seperti relay dan sensor yang dihubungkan ke mikrokontroler dengan menggunakan kabel jumper sehingga membentuk suatu rangkaian yang saling teintegrasi yang mampu menjalankan perintah yang ada. E. Tabel Perbandingan Disini penulis akan membuat sebuah tabel dimana perbandingan tersebut telur di tetaskan menggunakan induk ayam secara manual atau alami dan ditetaskan otomatis menggunakan mesin penetasan telur ayam dengan Sistem monitoring suhu dan pencahayaan berbasis IoT, yang nantinya akan mengasilkan sebuah kesimpulan cara yang terbaik dari sebuah sistem penetasan telur ayam. Data penetasan secara alami, penulis dapatkan dari wawancara di sebuah peternakan yang beralamat Karanganyar blok 3C Jetis, Gg damai Jati Agung, Lampung 1. Table Perbandingan Penetasan Telur Ayam Lama waktu yang dibutuhkan untuk menetaskan telur. Tingkat keberhasilan telur menetas dengan menggunakan 20 butir telur ayam. Kurang dari 14 butir telur yang menetas 16 butir yang menetas dan 4 butir yang tidak menetas Tinggi tingkat suhu dalam kandang. EXPERT p-ISSN 2088-5555 e-ISSN 2745-7265 Desember 2020 – Hal. 41 Jurnal Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi 4. KESIMPULAN Adapun kesimpulan pada penelitian yaitu sistem monitoring suhu dan pencahayaan berbasis IoT Internet of Thing untuk penetasan telur ayam dapat meningkatnya quantity pada penetasan telur ayam serta mempercepat masa panen telur. Hal ini dapat dilihat dari tabel hasil perbandingan pada pembahasan penelitian. Pada hari ke 21 telur ayam sudah menetas dengan jumah telur yang menetas sejumlah 16 butir ayam dengan suhu 38 derajat celcius. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] H. Aswad, “Desain Pengujian Kontrol Suhu untuk Penetasan Telur Unggas menggunakan Lampu Dimmer,” 2014, [Online]. Available [2] R. Y. Endra, A. Cucus, F. N. Afandi, and M. B. Syahputra, “Model Smart Room Dengan Menggunakan Mikrokontroler Arduino Untuk Efisiensi Sumber Daya,” Explor. J. Sist. Inf. dan Telemat., vol. 10, no. 1, pp. 1–9, 2019, doi [3] R. Y. Endra, A. Cucus, and F. N. Affandi, “The Concept and Implementation of Smart Room using Internet of Thing IoT for Cost Efficiency and Room Security,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1381, no. 1, 2019, doi [4] T. Andriani et al., “Teknologi Hybrid Panas Matahari Dan Listrik Pada Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8535,” vol. 1, pp. 23–28, 2020. [5] M. R. Wirajaya, S. Abdussamad, and I. Z. Nasibu, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis Menggunakan Mikrokontoler Arduino Uno,” Jambura J. Electr. Electron. Eng., vol. 2, no. 1, pp. 24–29, 2020, doi [6] K. G. L. Umam, “Smart Kandang Ayam Petelur Berbasis Internet of Thing untuk Mendukung SDGS 2030 Sustainable Development Goals,” J. Teknoinfo, vol. 12, no. 2, p. 43, 2018, doi [7] F. Ariani, M. Marpitalia, E. Erlangga, and Y. Yulfriwini, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Ayam Broiler Dengan Metode Forward Chaining,” Expert J. Manaj. Sist. Inf. dan Teknol., vol. 9, no. 1, pp. 140–153, 2019, doi [8] F. Ariani, A. Y. Vandika, H. Widjaya, and U. B. Lampung, “IMPLEMENTASI ALAT PEMBERI PAKAN TERNAK,” Explor. J. Sist. Inf. dan Telemat., vol. 10, no. 2, pp. 90–98, 2019, doi ... Proses desain sistem monitoring merupakan proses yang dilakukan setelah mengetahui kebutuhan yang dapat terlihat pada blok diagram sistem dilakukan, ini dikarenakan dalam melakukan desain terhadap suatu sistem pasti seorang analis harus mengetahui kebutuhan dari sistem monitoring yang akan dibuat [6]. Dalam melakukan desain sistem monitoring terdapat beberapa hal yang harus dibuat antara lain desain arsitektur sistem monitoring, desain komunikasi tx/rx, desain sistem monitoring pada web dan desain sistem monitoring pada telegram. ...Muhammad Sophian Alwi RamadhanFarida AsrianiAgung MubyartoKomoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, karena harga yang relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh dan sudah merupakan barang publik. Karena unggas merupakan komoditas penting maka dibutuhkan mesin penetas telur yang dapat memudahkan peternak dalam penetasan telur menjadi unggas. Akan tetapi masih ada kelemahan dalam penggunaan mesin penetas telur. Karena peternak diharuskan untuk selalu monitoring pada mesin penetas telur, hal ini akan membuang sia sia waktu peternak, untuk itu diciptakan sebuah pembaruan dalam sistem monitoring mesin penetas telur. Pembaruan yang ditawarkan berupa sistem monitoring melalui web dan telegram. Dimana pembaruan ini menggunakan metode komunikasi tx/rx pada Arduino dan Nodemcu untuk mengirimkan data ke web dan telegram. Komunikasi ini digunakan untuk menambah banyaknya inputan data pada mesin penetas telur untuk ditampilkan pada web dan telegram. Karena fokus pada penelitian ini adalah pengiriman data dari arduino ke nodemcu menggunakan komunikasi tx/rx. Maka untuk pengujian yang dilakukan adalah menguji berapa lama pengiriman data yang dilakukan oleh komunikasi tx/rx sampai ditampilkan ke web dan telegram.... Of Things like Blynk [8] [9] although with a long delay. Another alternative is to create your own interface design which can also be used as a data storage system, for example using Visual Basic [9], or using other applications [10]. However, in this study, BOT Telegram was used as an interface as well as storage, given its non-paid nature and also the delay which was not too long. ...A security camera must be easy to control, because users need to be able to monitor and control it even when they are in another place. To accommodate this need, security cameras are generally controlled by a computer, then the data is sent to a web server that can be accessed by users. However, the system is quite complicated because it still requires a computer, as well as the additional cost of renting a website server. In this study, computer functions were replaced with the ESP32 microcontroller, and the website server as well as the application interface was replaced with the Telegram BOT. The ESP32 microcontroller was chosen because its function is almost the same as a computer, while the Telegram BOT can be used free of charge. This study focuses on testing the success rate of the system in responding to commands given via the Telegram BOT, with the type of command connecting the Telegram BOT with ESPCam, turning on or off the LED flash, taking pictures, and the combination. Based on the tests that have been carried out for all existing command combinations, with each test being repeated 25 times, it was found that the success rate of the system reached Additionally, about 15 billion devices make use of Machine-to-Machine M2M connectivity [1]. Additionally, according to a Cisco research, the internet will be connected to about 500 billion devices by 2030 [2]. In this way, it is easy to see why the IoT has attracted the interest of developers, and researchers have given the revolutionary changes it has brought to human existence. ...The Internet of Things connects billions of intelligent devices that can interact with one another without human intervention, and during communication, a large amount of data is exchanged between the devices. As a result, it is critical to secure digital data using an encryption technique that provides a suitable degree of security. Numerous existing encryption techniques do not offer sufficient security. Therefore, it is critical to figure out which encryption technique is most appropriate for a particular kind of data. When it comes to manually deciding which encryption technique to use, the process might take a long time. In this research, we present a novel technique for selecting Encryption Algorithms EAs based on a particular application using pattern recognition and machine learning techniques. To accomplish this goal, we also prepare a dataset. Several machine learning techniques, such as Support Vector Machines SVMs, Linear Regression LR, K-Nearest Neighbour KNN, Naïve Bayes NB, Decision Trees DT, and Random Forests RF, are evaluated. Based on the evaluation, the SVM has been chosen as the best option for the intended technique because its classification accuracy is The experimental results, including accuracy, precision, recall, and F1-score, are used to gauge the performance of the suggested technique. The proposed technique is also compared with the existing techniques to demonstrate its Indah SariKurnia Paranita Kartika RiyantiZunita WulansariAbstrak Pengembangan ayam kampung memiliki beberapa kendala yang diantaranya adalah produktivitas yang masih rendah, skala kecil, cara untuk mengatasi keterbatasan ayam kampung adalah dengan menerapkan proses perkembangbiakan terpisah dari induk dengan cara di inkubator. Tujuan di inkubator agar dapat menghasilkan bibit ayam lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi peternak. Karena Alat otomatisasi ini dapat mempermudah peternak dalam memelihara dan merawat anak ayam, karena pada dasarnya inkubator anak ayam memang membutuhkan pemeliharaan secara khusus dan pemanfaatan IoT pada dunia elektronika sudah sangat banyak dan sampai sekarang pun masih terus berkembang. Penggunaan IoT merambah hampir ke semua aktivitas manusia seperti peternakan, pertanian, perikanan dan berbagai peralatan rumah tangga. Fungsi dari IoT sendiri dalam bidang-bidang ini adalah untuk mempermudah pekerjaan manusia, me-monitoring berbagai peralatan dari jarak jauh dan peningkatan efektifitas alat. Maka peniti mengambil judul Inkubator Pemeliharaan Anak Ayam Menggunakan Sensor Suhu Dan Tenaga Surya Berbasis Iot menggunakan alat mikrokontroler NodeMCU, sensor suhu, sensor tegangan, baterai, panel surya, relay, lampu. Metode yang digunakan untuk penelitian yaitu Research and Development R&D. Peneliti menggunakan aplikasi XAMPP dan membuka halaman web untuk mengetahui sistem pada inkubator pemeliharaan anak ayam secara otomatis nilai pada tegangan baterai, suhu, nyala mati lampu dan waktu. Hasil rancangan alat inkubator pemeliharaan anak ayam secara otomatis berhasil dengan presentase 100%. Hasil dari pengujian validator 87,5% dan peternak ayam 96,25%.Wire BagyeAbdul Hafiz BahrainJuliyantika Ayudita .PTo meet the demand for chicken meat in the NTB Province, the NTB Provincial Government has developed the concept of a large-scale and integrated poultry village called the Chicken Satellite program. The program facilitates poultry farmers and entrepreneurs with supporting facilities such as heating machines and egg incubators. Egg incubators held by the government apply manual settings so that every time they start hatching the user makes settings. In this study, an egg incubator was developed that can store the incubation indicator settings until it hatches into a hatching profile. the profile contains incubation mode, hatch mode, or incubation mode until hatching repeatedly. the user can go back to using those profile settings without resetting all the indicators required for eggs to hatch. By using ESP8266 as processing core. AHT10 as a sensor to measure temperature and humidity. The method used for this research is the Research and Development RD method. The test results show that all incubation and hatching indicators can be stored in a profile. saved profiles reach 100 different bibit ayam broiler bukanlah hal yang mudah, banyak faktor yang harus di perhatikan. Sedari awal memulai beternak segala sesuatunya harus diatur sedemikian rupa agar berjalan maksimal dan produktif. Mulai dari perkandangan, mengurus pakan, juga memperhatikan kesehatan hewan ternak. Apalagi banyak wabah penyakit yang dapat mucul dari berbagai aspek, seperti cuaca yang tidak stabil, lingkungan yang kotor, atau pakan yang kurang sesuai takarannya. Penyakit dapat dengan mudah menyerang hewan ternak melalui berbagai bakteri yang terkandung pada udara maupun makanan. Melihat dari faktor-faktor diatas, penulis ingin menciptakan suatu alat pengukur suhu tubuh ayam yang di lengkapi dengan sistem pendeteksi penyakit berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukan oleh ayam. Penyakit akan lebih mudah di basmi jika kita dapat mengetahui diagnosa diawal-awal terjangkit. Seperti pada masa awal masuknya bibit ayam broiler kedalam kandang akan sangat rentan bagi bibit ayam terserang penyakit jika tidak diperhatikan secara benar. Pada penelitian ini, peneliti akan membuat alat pengkur suhu tubuh untuk mengukur suhu tubuh ayam broiler. Menggunakan sensor dan mikrokontroler dan membangun sistem aplikasi android untuk melengkapi proses diagnosa Internet of Things IoT is a concept where internet connectivity can exchange information with each other with objects around it. The essence of IoT is interconnected devices that produce and exchange observation data, facts, and other data, so that it is available to anyone. In this paper we present how the smart room model is designed using sensors and micro-controllers to automate the use of electronic devices and the security of a room using the concept of the Internet of Things. Implementation of the smart room concept from the results of this study, we hope that the concept in this smart room can be implemented and the automation process in this smart room can have a major impact on the efficiency of operational costs, especially electricity payments and improve home security because there is automatic Gigih Lutfi UmamProtein merupakan salah satu sumber gizi yang sangat sangat penting bagi manusia. Salah satu sumber protein hewani dapat diperoleh dari telur. Pada peternakan ayam petelur, yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu pendirian kandang yang jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan sumber pakan, air, dan itu yang perlu diperhatikan yaitu mengenai struktur atau desain kandang, bahan kandang yang dipakai, memperhatikan sanitasi, sirkulasi udara, suhu pada kandang, kapasitas yang baik untuk jumlah ternak yang dihuni didalamnya. Untuk membantu terwujudnya SDG’s dalam penyediaan pangan sumber protein hewani asal ternak maka dibuatlah sebuah inovasi baru di bidang peternakan ayam petelur untuk membantu peningkatan produktifitas hasil peternakan yang lebih baik. Dengan teknologi Internet of Things yang dapat membantu peternak dan mampu membantu melakukan inovasi dalam proses beterbak yang lebih baik untuk mempertahankan dan meningkatkan produktifitas telur pada peternakan di Indonesia. kandang ini memiliki kelebihan yaitu mampu memberikan makan secara otomatis, mengontrol volume air minum, mengontrol suhu kandang, mengontrol pencahayaan dan melakukan penyemprotan desinfeksi secara otomatis dengan menggunakan adanya teknologi ini diharapkan mampu menjadi inovasi dan strategi baru untuk memecahkan permasalahan di dunia peternakan khususnya dalam penyediaan pangan sumber protein hewani asal ternak Telur dan dapat membantu terwujudnya SDG’s kunci SDG’s 2030, Internet of Things, Ternak, Ayam Petelur, Protein,Telur, Protein Hewani, Gizi, MengontrolMohamad Rizky Wirajaya Syahrir AbdussamadIskandar Zulkarnain NasibuAbstrak—Proses penetasan terbagi dua yaitu proses penetasan alami menggunakan indukan, dan proses penetasan buatan menggunakan mesin tetas. Jika hanya mengandalkan penetasan alami persentase keberhasilan telur yang menetas hanya sekitar 50% - 60%. Kegagalan ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak stabil dan dapat mengakibatkan embrio didalam telur tidak berkembang dengan sempurna. Untuk itu dibuatlah mesin penetas telur otomatis dengan pengontrolan suhu dan kelembaban yang dikontrol langsung oleh Arduino uno dengan menggunakan sensor DHT11 sebagai sensor utama dan RTC DS3231 sebagai counter waktu penetasan telur, dan waktu berputarnya telur serta LCD Keypad shield 16x2 sebagai penampil menu dan mode, dan juga sebagai input data suhu dan kelembaban pada menu custom. Tujuan dari penelitian ini agar dapat menetaskan telur dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Mesin penetas telur otomatis ini menggunakan lampu pijar sebagai penghasil suhu dan humidifier sebagai alat pelembab udara yang digunakan untuk mendapatkan kelembaban yang dibutuhkan telur yang dikontrol langsung oleh Arduino uno. Metode penelitian ini menggunakan metode perancangan dan metode eksperimen mesin penetas telur. Hasil penelitian ini adalah rancang bangun mesin penetas telur otomatis menggunakan mikrokontroler Arduino uno. Pada pengujian yang dilakukan dengan menggunakan telur ayam pada set point suhu 37 – 38 °C dengan kelembaban yaitu 55 – 60 %, diperoleh hasil dengan persentase yaitu sekitar 98%. Kata Kunci—Mikrokontroller, sensor DHT11, RTC DS3231, humidifier, Suhu dan kelebabanDesain Pengujian Kontrol Suhu untuk Penetasan Telur Unggas menggunakan Lampu DimmerH AswadH. Aswad, "Desain Pengujian Kontrol Suhu untuk Penetasan Telur Unggas menggunakan Lampu Dimmer," 2014, [Online]. Available Hybrid Panas Matahari Dan Listrik Pada Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8535T AndrianiT. Andriani et al., "Teknologi Hybrid Panas Matahari Dan Listrik Pada Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler Avr Atmega8535," vol. 1, pp. 23-28, 2020. Berapakah jarak lampu dengan telur pada mesin penetas telur ayam yang ideal? Berapa jumlah lampu yang digunakan dan berapa watt? Silahkan simak hingga tuntas...Jarak lampu dengan telur pada mesin penetasUntuk jarak dan jumlah lampu harus disesuaikan dengan ukuran ruangan mesin penetas tsb. Disini ada beberapa opsi ukuran yang bisa dijadikan pedomanOpsi pertama- Panjang mesin penetas 50 cm, lebar 30 cm- Kapasitas telur 50 butir- Menggunakan 3 bh lampu dop kuning 5 watt- Jarak antar lampu dop kurang lebih 20 jarak antara lampu dengan rak telur sekitar 15 cmOpsi kedua- Panjang 75 cm, lebar 45 cm, tinggi 50 cm- Kapasitas telur 50 butir- Menggunakan 4 bh lampu dop kuning 5 watt- Jarak antar lampu dop kurang lebih 20 jarak antara lampu dengan rak telur sekitar 20 harga!- Mesin penetas full otomatis 30 butir- Mesin penetas full otomatis 60 butirAlat pengukur yang dibutuhkan mesin penetas telurJika anda membuat mesin penetas telur sendiri, pastikan mengggunakan alat pengukur suhu ruangan thermostat digital dan suhu dijaga kisaran 37,5 - 39 derajat celcius. Selain itu juga wajib ada alat pengukur kelembaban ruangan JawabT Berapa jarak minimal lampu dengan telur? J Minimal 13,5 cmT Apa akibat jika jarak lampu dengan telur terlalu dekat?J Akan berakibat buruk pada pertumbuhan embrio anak ayam dan hanya akan membuat telur menjadi setengah Bagaimana jika tidak memakai pelembab air di bawah rak telur?J Fungsi bak air yang diletakkan di bawah rak telur adalah untuk menjaga kelembaban ruangan. Jika kelembabannya terlalu tinggi atau terlalu rendah maka tentu proses pembentukan embrio juga akan terganggu atau bahkan gagal Dimana saya bisa membeli mesin tetas telur modern atau inkubator telur yang biasa dan yang full otomatis?J Anda bisa membelinya di toko online, banyak kok penjualnya, baik dari bahan kayu hingga plat stainless. Silahkan search di Google. Itu bisa untuk telur ayam, burung dan Bagaimana cara membuat mesin penetas telur sederhana?J Ada banyak tutorialnya di Youtube, baik yang paling sederhana menggunakan kardus bekas hingga pakai tripleks bekas mulai kapasitas 50 butir hingga 100 butir harga!- Mesin penetas full otomatis 30 butir- Mesin penetas full otomatis 60 butirDemikian informasi jarak lampu dengan telur pada mesin penetas. Semoga bermanfaat... ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresMesin penetas telur pada awalnya merupakan alat sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panasnya tanpa alat-alat pendukung lainnya yang hanya digunakan oleh para peternak tradisional dengan kapasitas yang kecil, namun seiring dengan perkembangan teknologi mesin ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemudahan dalam penetasan telur. Pembuatan rak pemutar telur otomatis pada mesin penetas telur ini dan mempunyai dua sumber energi, yaitu energi listrik PLN dan energi panas matahari dengan menggunakan panel surya. Dalam proses modifikasi mesin penetas telur tenaga hybrid ini memiliki beberapa tahapan yaitu diawali dengan tahap sketsa gambar sederhana rak telur otomatis, gambar kerja, proses pembuatan, modifikasi rangkaian kelistrikannya, dan perhitungan tahanan baterai serta ujicobanya pada solar cell. Dari hasil pengujian mesin penetas telur otomatis tenaga hybrid kami ini yaitu rak bergeser otomatis setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop serta ketahanan baterai hingga 29,1 jam Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 69 Rancang Bangun Rak Penetas Telur Otomatis Pada Mesin Tetas Bertenaga Hybrid Ferry Budhi Susetyo1, I Wayan Sugita2*, Basori3, Muhammad Naufal Rifqi1, Rois Wardiana1, Joko Prasetyo1 1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, 13220 2Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, 13220 3Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, 12520 *Korespondesi penulis wayan-sugita Received 19-08-2020; Revised 16-10-2020; Accepted 19-10-2020 Abstrak. Mesin penetas telur pada awalnya merupakan alat sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panasnya tanpa alat-alat pendukung lainnya yang hanya digunakan oleh para peternak tradisional dengan kapasitas yang kecil, namun seiring dengan perkembangan teknologi mesin ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemudahan dalam penetasan telur. Pembuatan rak pemutar telur otomatis pada mesin penetas telur ini dan mempunyai dua sumber energi, yaitu energi listrik PLN dan energi panas matahari dengan menggunakan panel surya. Dalam proses modifikasi mesin penetas telur tenaga hybrid ini memiliki beberapa tahapan yaitu diawali dengan tahap sketsa gambar sederhana rak telur otomatis, gambar kerja, proses pembuatan, modifikasi rangkaian kelistrikannya, dan perhitungan tahanan baterai serta ujicobanya pada solar cell. Dari hasil pengujian mesin penetas telur otomatis tenaga hybrid kami ini yaitu rak bergeser otomatis setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop. Kata Kunci rancang bangun, rak telur, penetas telur, sistem otomatis, tenaga hybrid PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia harus diimbangi juga dengan persediaan yang mencukupi untuk memenuhi ketersediaan pangan, sehingga kebutuhan pangan yang mengandung protein tinggi ini terpenuhi [1, 2]. Produk unggas lebih diminati jika dibandingkan dengan ternak besar, selain itu pangan yang mengandung protein tinggi ada pada unggas [3, 4]. Untuk itu peningkatan produktivitas peternak dapat dilakukan dengan penerapan mesin tetas [5, 6]. Solusi untuk mengatasinya yaitu dengan meningkatkan kemampuan peran mesin penetas telur konvensional menjadi mesin penetas telur otomatis sehingga membuat proses penetasan telur menjadi praktis, efisien, dan dengan hasil penetasan telur yang lebih baik [7]. Peningkatan kemampuan mesin dapat dilakukan dengan kegiatatan rancang bangun [8 – 10]. Rancang bangun mesin tetas semi otomatis dengan daya 25 watt telah dikembangkan untuk menghasilkan penetasan 120 sampai dengan 150 butir telur, dimana proses memutar raknya dilakukan secara manual periodik waktu tertentu [11]. Selain itu rancang bangun mesin tetas otomatis berbasis mikrokontroler Atmega8585 juga telah dikembangkan dengan keberhasilan yang baik [12]. Kondisi mesin penetas telur sebelum otomatis yaitu memiliki suhu ruangan 37ºC-38ºC, didalamnya dilengkapi 4 buah lampu bohlam dengan daya 20 Watt yang dimana setiap bohlamnya memiliki daya sebesar 5 Watt. Tenaga untuk menyalakan lampu bohlam tersebut bersumber dari listrik PLN. Selain dari listrik PLN, sumber lainnya juga dapat diperoleh dari energi matahari dengan menggunakan panel surya yang disimpan pada baterai, untuk menggantikan sementara jika sumber dari listrik PLN sedang bermasalah [1]. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 70 Terdapat 5 faktor yang harus diperhatikan pada Inkubator mesin tetas yaitu temperatur, kelembapan, sirkulasi udara ventilasi, pemutaran rak telur, dan kebersihan [7, 13, 14]. Pemutaran rak telur mempunyai tujuan agar panas dapat diberikan secara merata pada permukaan telur, selain untuk mengantisipasi agar embrio dalam telur tidak menempel di salah satu sisi kerabang telur. Dalam penelitian ini kami menggunakan sistem rak telur yang bergeser kanan dan kiri secara otomatis yang berfungsi memutar telur agar hangat nya merata. METODOLOGI Rak telur otomatis pada mesin penetas telur tenaga hybrid dirancang menggunakan sistem rak telur yang bergeser kanan dan kiri secara otomatis yang berfungsi memutar telur agar hangatnya merata. Proses rancang bangun rak telur otomatis dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019. Lokasi pembuatan rancang bangun rak telur otomatis ini bertempat di laboratorium Teknik Mesin FT Universitas Negeri Jakarta. Lebih jelas mengenai alur proses penelitian dapat terlihat pada bagan alur sebagai berikut. GAMBAR 1. Bagan alur penelitian. Proses dimulai dengan pembuatan sketsa gambar. Sketsa adalah bentuk visualisasi pemikiran seseorang yang dibuat secara spontan berupa gambar kasar sebagai gambaran awal yang biasanya tidak dimaksudkan untuk dijadikan hasil akhir sebuah karya, sketsa nantinya akan dibuat sebagai gambar kerja atau pengembangan sebuah gagasan. Setelah selesai pembuatan sketsa rak telur otomatis lalu dilanjutkan dengan pembuatan gambar kerja. Pembuatan gambar kerja adalah proses dimana setelah sketsa selesai dan perencanaan ukuran telah dilakukan. Pada pembuatan gambar kerja drafter harus memperhatikan berbagai hal diantaranya adalah bahan yang akan digunakan, proses produksi, dan biaya produksi. Gambar kerja adalah media penyampaian informasi antara drafter dan orang yang memproduksi, maka dari itu gambar kerja harus terstandarisasi serta mengikuti aturan-aturan gambar teknik supaya penyampaian informasi dapat Membuat sketsa rak mesin tetas Menghitung kapasitas baterai Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 71 berjalan dengan baik. Setelah selesai pembuatan gambar kerja, kemudian dilanjutkan pembuatan gambar wiring kelistrikan. Pada gambar wiring ini akan ditentukan komponen-komponen apa saja yang diperlukan agar rak telur dapat bergerak secara otomatis. Selain itu wiring diberikan secara lengkap mulai dari sumber energi hingga motor penggerak rak dan lampu pemanas. Setelah selesai menggambar wiring kelistrikan, kemudian dilanjutkan dengan proses perhitungan baterai untuk kebutuhan solar cell. Perhitungan penggunaan aki ini bertujuan untuk mengetahui seberapa lama aki dapat mengoperasikan mesin penetas telur. Adapun perhitungan daya listrik menggunakan persamaan 1. P = V × I 1 Jenis baterai atau aki yang dipakai VRLA Valve regulated lead acid aki ini cocok digunakan pada mesin tetas karena bersifat tertutup sealed, karena tertutup, maka uap yang keluar dari aki sangatlah sedikit terjadi rekombinasi sehingga tidak perlu menambah cairan selama masa penggunaan aki, aki ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut 1. Lithium 2. Nominal voltage 12 V 3. Rated capacity 100 AH 4. Dimension P × L × T 350 × 179 × 183mm 5. weight kg GAMBAR 2. Aki untuk proses penetasan dengan tegangan 12V dan kapasitas 100AH. Berdasarkan gambar 2 dapat terlihat akumulator atau yang familiar disebut aki pada mesin tetas bertenaga hybrid ini digunakan sebagai media penyimpanan energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya, aki bersifat portable dan dapat menyimpan energi listrik melalui proses kimia sehingga energi listrik dapat digunakan di lain waktu. Pada saat ini pengunaan aki sangatlah penting karena sifatnya yang memiliki mobilitas sangat tinggi sehingga sangat dibutuhkan, aki terdapat berbagai jenis dan kapasitas yang begitu beragam, pada mesin tetas bertenaga hybrid ini digunakan aki 12 V dengan kapasitas 100 AH. Langkah terakhir dari penelitian ini yaitu proses uji coba mesin penetasan telur. Proses pengujian menggunakan energi dari Aki sumber pengisian dengan solar cell dan PLN. HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Gambar Rak Telur Otomatis Gambar sketsa dini dibuat untuk mempermudah ketika akan membuat gambar kerja. Gambar sketsa dibuat secara freehand, artinya dibuat tanpa bantuan alat bantu seperti penggaris. Gambar sketsa untuk rak penetas telur dibuat dengan dimensi 44 × 54 × 4 cm. Lebih lengkap dapat dilihat pada gambar 3. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 72 Dari gambar sketsa di atas dapat terlihat gambaran sederhana mengenai rak mesin tetas yang dibuat serta frame yang nantinya akan dibuat gambar kerja. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, maka ada sedikit perubahan pada gambar sketsa yang dibuat. Karena rak penetas telur di desain untuk bergerak secara otomatis guna membalik telur yang sedang ditetaskan sehingga ditambahkan frame. GAMBAR 3. Sketsa rak telur otomatis. Pembuatan Gambar Kerja Setelah selesai pembuatan gambar sketsa kemudian dilanjutkan dengan pembuatan gambar kerja. Gambar kerja yang dibuat dapat terlihat pada gambar 4. GAMBAR 4. Perangkat dari mesin tetas telur a Rak Telur Otomatis, b Tempat Bergerak Rak Telur, c 3D Rak Telur Otomatis, dan d 3D Assembly Mesin Tetas Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 73 Pada gambar 4 a merupakan tahapan terbentuknya rak tempat telur. Terlihat perubahan dari gambar sketsa rak telur sebesar 44 × 54 × 4 cm menjadi 425 × 535 × 40mm. Pada rak ini akan diletakkan telur-telur yang nanti akan di tetaskan dalam mesin penetas. Pada gambar 4 b merupakan frame dari rak tempat telur diletakkan. Fungsi dari frame ini nantinya akan menjadi pegangan rak telur untuk bergerak membalikkan telur secara otomatis. Pada gambar 4 c dapat terlihat visualisasi dari gambar 3D rak telur otomatis, dimana terlihat juga motor pengerak yang berfungsi untuk menggerakkkan rak telur agar telur-telur dapat berputar atau membalik secara ortomatis. Terakhir pada gambar 4 d dapat terlihat mesin tetas secara keseluruahan dalam bentuk 3D. Terlihat ada dua buah rak otomatis secara bertingkat di dalam mesin tetas tersebut. Pembuatan Gambar Wiring Kelistrikan Berdasarkan gambar 5 dapat terlihat ada dua sumber energi yang bisa digunakan untuk proses penetasan yaitu solar cell no 5 dan PLN no 4. Sumber energi ini bisa digunakan secara terpisah, artinya tidak bisa digunakan secara bersamaaan. Ketika menggunakan sumber dari PLN maka MCB no 1 harus dalam posisi on, namus pastikan MCB no 2 dalam posisi off. Sebaliknya demikian, jika ingin menggunakan sumber energi dari baterai hasil pengisian dari solar cell maka MCB no 2 harus dalam posisi on dan MCB no 1 harus dalam posisi off. GAMBAR 5. Wiring kelistrikan. Ketika ingin mengisi baterai dengan solar cell pastikan MCB no 3 dalam posisi on, serta terhubung dengan solar cell charge control no 5 dimana fungsinya adalah untuk mengatur kelistrikan pada solar cell agar tetap konstan. Alat no 7 adalah inverter yang berfungsi untuk pengubah arus listrik searah DC menjadi arus bolak balik AC. Ketika steker no 10 di hubungkan dengan stop kontak no 9, maka proses penetasan dapat berjalan. Kemudian no 11 adalah adalah termokontrol untuk mengatur suhu, dan no 15 adalah termokopel sebagai sensor suhu. Inkubator penetasan dilengkapi dengan empat buah lampu pijar dengan daya 5 Watt. Untuk proses penetasan dengan otomatis, artinya telur dibalik secara otomatis maka secara periodik dengan mengatur timer no 13 akan otomatis menggerakkan motor no 14 sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Sehingga peternak, atau pengguna mesin tetas tidak perlu membalik telur secara periodik. Perhitungan Baterai untuk Kebutuhan Sollar Cell Mesin tetas telur menggunakan aki bertegangan 12 volt dan memiliki kapasitas 100 AH digunakan untuk menghidupkan 4 lampu yang membutuhkan daya masing-masing Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 74 sebesar 5 Watt, termostat sebesar 3 Watt, 2 buah motor listrik masing-masing sebesar 4 watt, dan timer motor sebesar 2 watt. Seberapa lama aki dapat mengoperasikan mesin penetas telur, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kembali aki tersebut menggunakan kuat arus pengisian sebesar A efisiensi aki 20% dan berapa besar beban yang digunakan mesin tetas selama 1 periode penetasan. Dengan memasukkan ke dalam rumus 1 maka dihasilkan arus sebesar A. Kemudian dengan menghitung daya tahan baterai 100/ – diefisiensi baterai 20% maka didapatkan hasil secara teori aki dapat mengoperasikan mesin tetas selama Jam. Untuk menghitung waktu pengisian baterai maka t = 100/ + 20% × 100/ sehingga didapatkan hasil watu pengisian baterai selama Jam. Kemudian untuk mengetahui jumlah energi listrik yang digunakan selama 1 periode penetasan 22 hari adalah sebagai berikut 20 × 8 = 160 watt asumsi daya total lampu, 1 periode digunakan selama 8 jam 3 × 24 = 72 watt asumsi daya thermostat, 1 periode digunakan selama 24 jam 2 × 24 = 48 watt asumsi daya timer, 1 periode digunakan selama 24 jam 8 × = watt asumsi daya motor listrik, 1 periode digunakan selama jam Total lampu+thermostat+timer+motor listrik= 160+72+48+5,28= 285,2 watt Selama 1 periode = × 22 hari= 6276 watt = KW. Pada ujicoba mesin tetas dilakukan dengan dua tahap, yaitu ujicoba dengan menggunakan sumber energi dari PLN kemudian pada tahap dua dilakukan ujicoba dengan menggunakan sumber energi solar cell aki. Pada ujicoba baik tahap pertama maupun tahap kedua timer motor untuk menggerakkan rak telur diatur untuk bergerak periodik setiap 6 jam. GAMBAR 6. Proses ujicoba rak otomatis. Gambar 6 merupakan proses ujicoba rak telur otomatis. Dari hasil uji coba baik dengan menggunkan sumber energi dari PLN maupun solar cell aki dapat diketahui bahwa rak telur dapat begerak secara periodik setiap 6 jam. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancanaan yang telah dilakukan pada mesin penetas telur otomatis bertenaga hybrid, maka dapat disimpulkan sebagai berikut Mesin tetas bersifat otomatis pada saat pembalikan telur dan menggunakan sumber energi hybrid yaitu dari listrik PLN dan sel surya. Dengan menggunakan motor penggerak AC didalamnya, rak bergeser setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop yang diatur dalam timer. Adapun Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 75 dimensi dari rak mesin tetas yang dirancang maupun dibuat adalah 425 × 535 × 40mm. Dari hasil perhitungan, lama tahan aki yang digunakan untuk mengoperasikan apabila terjadi gangguan jaringan PLN yaitu selama jam, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kapasitas aki sampai full yaitu selama jam. Secara umum dapat diketahui bahwa dari hasil ujicoba rak telur otomatis dapat berfungsi sesuai yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA [1] I. W. Sugita, F. Firmansah, R. Sobirin, and M. R. Ardianto, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Tenaga Hybrid,” J. Konversi Energi dan Manufaktur, vol. 6, no. 1, pp. 30–36, 2019. [2] R. Fitrah et al., “Pengaruh Temperatur Lama Penimpanan Telur Puyuh Tetas Terhadap Daya Tetas, Fertilitas, Bobot Susut Telur Dan Bobot Tetas Telur Puyuh,” J. Peternak. Nusant., vol. 4, no. 1, pp. 25–32, 2018. [3] N. Meliyati, K. Nova, and D. Septinova, “Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas,” J. Ilm. Peternak. Terpadu, vol. 1, no. 1, pp. 472–473, 2012. [4] Noferdiman, Fatati, and H. Handoko, “Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu Dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming VPF Di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi,” J. Pengabdi. Pada Masy., vol. 29, no. 3, pp. 60–70, 2014. [5] R. P. Dewi and W. Arnandi, “Peningkatan Produktivitas Peternak Itik Melalui Penerapan Mesin Penetas Telur,” J. Pengabdi. Dan Pemberdaya. Masy., vol. 3, no. 2, pp. 193–196, 2019. [6] F. Andria, E. M. Effendi, and A. Maesya, “Otomatisasi Mesin Tetas Telur Puyuh Untuk Optimasi Pembibitan, Peningkatan Produksi Dan Pemasaran Bagi Peternak Puyuh,” Qardhul Hasan Media Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 3, no. 2, p. 107, 2017. [7] I. Nurhadi and E. Puspita, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8 Menggunakan Sensor SHT 11,” Students’ Creat. Eepis Final Proj. Compet., pp. 1–8, 2009. [8] A. Muliawan, F. Amalinda, and I. Prasetio, “Rancang Bangun Pengendali Pompa Miniatur Berbasis Mikrokontroler Arduino Bluetooth 4Ch,” J. Ilm. GIGA, vol. 21, no. 2, pp. 80–86, 2018. [9] V. W. Gandoria, V. V. R. Repi, and A. Wibowo, “Rancang Bangun Pengamat Parameter Cuaca Menggunakan Komunikasi Nir Kabel,” J. Ilm. GIGA, vol. 22, no. 1, pp. 14–21, 2019. [10] A. Supriyadi, V. Vekky, R. Repi, and F. Hidayanti, “Rancang Bangun Sistem Pencampuran Warna Tekstil Otomatis dengan Parameter Volume Fluida pewarna,” J. Ilm. GIGA, vol. 21, no. 2, pp. 58–68, 2018. [11] R. Ahaya and S. Akuba, “Rancang Bangun Alat Penetas Telur Semi Otomatis,” J. Teknol. Pertan. Gorontalo, vol. 3, no. 1, pp. 44–50, 2018. [12] R. H. Rahim, A. M. Rumagit, and A. S. M. Lumenta, “Rancang Bangun Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8535,” J. Tek. Elektro dan Komput., vol. 4, no. 1, pp. 1–7, 2015. [13] R. Hartono, M. Fathuddin, and A. Izzuddin, “Perancangan dan Pembuatan Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Arduino,” ENERGY, vol. 7, no. 1, pp. 30–37, 2017. [14] E. Fadhila and H. H. Rachmat, “Pengendalian Suhu Berbasis Mikrokontroler Pada Ruang Penetas Telur,” J. Reka Elkomika, vol. 2, no. 4, pp. 275–284, 2014. ... Dalam penelitian tidak selalu mesin pendukung harus dibeli, ada kalanya mesin dibuat secara mandiri sehingga spesifikasi mesin seperti daya listrik dapat di tentukan sesuai yang diinginkan. Melalui suatu kegiatan rancang bangun, hal ini dapat diwujudkan [7][8][9]. Begitu banyak penelitian yang telah membuat mesin poles, namun motor listrik yang digunakan masih terlalu besar 3/4HP [3,5]. Untuk itu dalam penelitian ini akan dibuat mesin poles single disc dengan menggunakan daya motor 135 W 0,18HP agar hemat energi. ...Vadhya Wiendyas Gandoria V. Vekky R. RepiAgus WibowoAutomatic Weather Sation AWS sampai saat ini belum ada produksi dalam negeri, dengan demikian dibutuhkan penelitian lebih lanjut menyangkut AWS yang dapat mendeteksi parameter cuaca. Maka dibangunlah sistim pengamat parameter cuaca ini, yang dilengkapi dengan 4 buah sensor, yaitu DHT22 untuk mengukur suhu dan kelembaban, BMP180 untuk mengukur tekanan udara, LDR untuk mengukur penguatan cahaya Iluminasi, serta opto-interrupt-device untuk mengukur kecepatan angin dengan kondisi cuaca yang diamati pada suatu titik tempat. Data sensor akan diolah dalam mikrokontroler Arduino, lalu ditampilkan melalui dan data akan tersimpan ke dalam database MySQL. Akses pengiriman data menggunakan wireless NRF24L01 yang dapat berfungsi sebagai transceiver. Sistim yang dirancang akan dibandingkan dengan AWS milik Universitas Nasional. Dengan hasil pengujian tiap parameter diantaranya suhu error maximum kelembaban error maximum iluminasi error rata-rata tekanan udara error maximum kecepatan angin erorr maximum Supriyadi V. Vekky R. RepiFitria HidayantiProses pewarnaan celup kain/benang membutuhkan alat pencampuran warna otomatis yang cepat dan akurat. Akan tetapi alat pencampuran warna masih memiliki error yang besar, maka desain sistem ini harus dikembangkan agar diperoleh desain dengan error yang kecil. Rancang bangun alat pencampuran warna pada penelitian ini dirancang untuk fluida pewarna tekstil yang berbasis Arduino dengan GUI Processing, sensor ultrasonik HC-SR04, dan aktuator motor servo MG996R. Pada penelitian ini flowrate pewarna yang keluar dari tangki dipengaruhi oleh level tangki. Maka dibuat sistem dengan input komposisi campuran dari GUI Processing dan perhitungan flowrate diperoleh dari pembacaan level oleh sensor ultrasonik. Selain itu, karaktristik aktuator motorized control valve membuat alat ini diberikan dua mode yaitu fast dan slow. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mode fast memiliki error lebih besar dari mode slow, tetapi mode slow membutuhkan waktu proses dua kali lebih lama. Dari pengamatan pewarna hasil pencampuran yang diaplikasikan pada kain, dapat dilihat pola susunan memiliki degradasi warna yang sistematik. Hal ini menunjukkan bahwa alat pencampuran warna otomatis yang dibuat pada penelitian ini dapat bekerja dengan air yang sering kita miliki memegang peranan penting dalam pendistribusian pada instalasi air di rumah. Pengoperasian ini terkadang membutuhkan waktu yang lama sehingga membutuhkan sistem kontrol yang efesien. Aplikasi smartphone pada android dapat dipadukan dengan mikrokontroler seperti pada aplikasi mikrokontroler arduino uno. Pemanfaatan aplikasi android dan mikrokontroler ini dapat dipergunakan pada kontrol pompa air. Dalam peneltian ini dimaksudakan untuk mengkoneksikan arduino uno dengan pompa yang terintegrasi dengan bluethooth. Bluethooth yang dipergunakan dengan seri HC-5 yang dapat dikoneksikan dengan sinyal yang dimiliki oleh aplikasi android yang berada di smartphone dengan seri arduino uno bluethoot 4CH. Kinerja alat ditampilkan dalam tampilan LCD 4x16 yang menyatakan waktu pemakaian dan on-off pemakaian pompa. Dari hasil pengujian kemampuan pompa beroperasi selama 1 menit diperoleh hasil perhitungan dengan debit cm3/s dengan kecepatan aliran cm/s. Rany Puspita DewiWandi ArnandiSebagian warga masyarakat Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang berprofesi sebagai peternak itik. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktifitas peternak itik melalui penjualan anak itik, yang memiliki harga jual lebih tinggi melalui penerapan mesin penetas telur. Metode yang digunakan adalah difusi ipteks. Kegiatan ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama, observasi dengan melakukan metode pengumpulan data dokumentasi dan diskusi dengan tokoh masyarakat sebagai stakeholder. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi real masyarakat peternak itik. Tahap kedua adalah tahap pengembangan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami peternak itik melalui perancangan dan pembuatan mesin penetas telur serta mengadakan pelatihan pengoperasian mesin penetas telur. Hasil luaran utama yang dicapai dalam program ini adalah tersedianya mesin penetas telur. Hasil lain dari program ini adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang teknologi mesin penetas telur serta taraf hidup masyarakat Desa AndriaE Mulyati Effendi Aries MaesyaAUTOMATION TECHNIQUE MACHINE OF QUAIL EGGS FOR OPTIMIZATION OF BREAKING, IMPROVING PRODUCTION AND MARKETING FOR QUAIL FARMABSTRACT Bogor District has a very large area, so the market share for livestock products is also wide open. In 2015 suppliers of quail farmers there are only 20 breeders with quail population ranges from 10 thousand head Department of Animal Husbandry & Fishery Bogor District. This is a very good opportunity for quail farmers, but the problems faced by quail farmers turned out to be very complex. Two quail farmers who became the object of Community Service goal have complex issues related to production, marketing, and management. The condition of the cage is not feasible, dirty, sanitation and hygiene is very bad, consequently diseased quail cattle reach an average of 35%. Productivity is very low, and having difficulty marketing eggs. Farmers also do not have a systematic bookkeeping related to finance and production process. Community service activities are carried out through Optimization of Cage Build Design, Optimization of Livestock Enviromental Environments, Quyry Health Control, Selection of Superior Seeds and Optimal Hatching of Eggs, Microcontroller Based Automatic Hatching Grants, and Marketing Strategy Manual or Digital through Social Media and Simple Operations and Financial automation, community service, microcontroler, quail farmers. ABSTRAK Kabupaten Bogor memiliki wilayah yang sangat luas, sehingga pangsa pasar untuk produk ternak juga terbuka luas. Pada tahun 2015 pemasok hasil ternak puyuh hanya ada 20 peternak dengan jumlah populasi puyuh berkisar 10 ribu ekor Dinas Peternakan & Perikanan Kab Bogor. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi peternak puyuh, tetapi permasalahan yang dihadapi peternak puyuh ternyata sangat komplek. Dua peternak puyuh yang menjadi objek sasaran pengabdian masyarakat ini memiliki permasalahan yang kompleks baik terkait, produksi, pemasaran maupun manajemen. Kondisi kandang tidak layak, kotor, sanitasi dan higienitas sangat buruk, akibatnya ternak puyuh berpenyakit mencapai rata-rata 35%. Produktivitas sangat rendah, dan mengalami kesulitan memasarkan telur. Peternak pun tidak memiliki pembukuan yang sistematis terkait keuangan maupun proses produksi. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan untuk melatih, membina, memantau dan mendampingi kedua peternak tersebut dalam usaha meningkatkan produktivitasnya. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan melalui Rancang Bangun Kandang Puyuh Optimal, Penciptaan Lingkungan Internal/Eksternal Peternakan yang Optimal, Pengendalian Kesehatan Puyuh, Pemilihan Bibit Unggul dan Penetasan Telur Optimal, Hibah Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler, serta Strategi Pemasaran Manual maupun Digital melalui Media Sosial dan Manajemen Operasi dan Kuangan FitrahDeden SudrajatAnggraeni AnggraeniHatching is part of the nursery activity that is to maintain and increase the population of quail livestock. Research on the influence of old temperature of hatching quail egg to hatchability, fertility, egg shrink weight and weight of quail egg hatch has been done for one month, this research aim to know influence of temperature and duration of egg storage to fertility, hatchability, hatching weight, and Egg shrinkage weight in the quail and can know the temperature and long storage is good for hatched. This study used quail eggs Coturnix coturnix japonica, as many as 180 items divided into two groups. Each is a group with a temperature of 27-30 oC and 17-20 oC group with egg storage duration 1 day, 3 days, and 6 days. The hatching machine used is semi-automatic hatching machine, before the egg is inserted into a hatching machine performed selection that includes egg shape and egg weight, for storage of 27-30 oC in room chamber and for 17-20 oC temperature in air-conditioned room with a temperature of 16 oC before the save egg in weigh and before inserted into the engine hatching the egg back in weigh. From 2 factors with three levels are obtained 6 treatment combinations each treatment - each treatment is repeated 5 times, each repetition consists of 6 grains. The experimental design used was Completely Randomized Design RAL 3 x 2 for fertility variable, hatchability, hatching weight and egg shrinkage. The results showed that the temperature gives a real effect on the hatchability, egg shrinkage, while for egg weight only gives a real effect on hatchability and shrinkage of fertility variable, hatchability, hatching weight and egg shrinkage I Wayan - SugitaFikri FirmansahRakhmat SobirinMuhammad Raihan ArdiantoAbstrak Mesin penetas telur pada umumnya hanya menggunakan satu sumber energi yaitu energi listrik dari PLN. Dalam penelitian ini dibuat mesin penetas telur menggunakan dua sumber energi yaitu tenaga listrik PLN pada waktu malam hari dan tenaga panas matahari pada waktu siang hari. Kapsitas dari mesin penetas yang dibuat adalah 100 butir telur. Dalam proses rancang bangun mesin penetas telur dengan sumber energi hybrid mempunyai beberapa tahap yaitu diawali dengan tahap pembuatan sketsa gambar sederhana, gambar kerja, perhitungan sumber panasnya, proses pembuatan, instalasi kelistrikannya, serta uji coba kestabilan temperatur. Dari hasil pengujian Mesin Penetas Telur Tenaga Hybrid ini, suhu stabil antara 37°-38°C dengan daya yang digunakan sebesar 20 watt. Kata kunci Rancang Bangun , Mesin Penetas Telur, Tenaga HybridPengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya TetasN MeliyatiK NovaD SeptinovaN. Meliyati, K. Nova, and D. Septinova, "Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas," J. Ilm. Peternak. Terpadu, vol. 1, no. 1, pp. 472-473, Teknologi Pakan Lokal Bermutu Dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming VPF Di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro JambiFatati NoferdimanH HandokoNoferdiman, Fatati, and H. Handoko, "Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu Dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming VPF Di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi," J. Pengabdi. Pada Masy., vol. 29, no. 3, pp. 60-70, 2014.

jarak lampu dengan telur pada mesin penetas